Bicara soal hidup mungkin
gak bakal ada habisnya.
Hidup bagai sebuah obat
nyamuk yang dibakar dan berjalan habis melingkar menuju sebuah titik. Berawal
dari ujung yang jelas, dan memiliki ujung akhir yang jelas pula. Namun dalam
berjalannya api menuju ujung akhir itu, tentu ada sebuah takdir yang tak
seorangpun tau. Dimana takdir dapat menghentikan laju api kapan pun ia mau,
kapan pun ia suka, sebelum sampai diujung akhir yang dituju.
Tidak sedikit dari kita
mempunyai cita cita yang jelas. Punya angan yang indah, meskipun sangat sederhana.
Namun kita sama tau, untuk mencapainya tak semudah membalikkan telapak tangan.
Dimana kita bisa melakukannya secepat kedipan mata.
Dan satu hal yang tentu kita juga sama tau, bahwa dalam hidup ini terdapat ruang yang sangat luas, dimana ada suka, duka, kecewa, benci, bangga, bahagia, ataupun merana. Semua seperti berada dalam satu wadah, dalam ruang yang sama, dan dapat terjadi kapan saja tanpa mengenal waktu yang jelas. Oleh karenanya, kita perlu belajar bagaimana menata sikap, bagaimana supaya kita tidak salah dalam menyikapinya ketika satu diantaranya terjadi pada diri kita.
Dan satu hal yang tentu kita juga sama tau, bahwa dalam hidup ini terdapat ruang yang sangat luas, dimana ada suka, duka, kecewa, benci, bangga, bahagia, ataupun merana. Semua seperti berada dalam satu wadah, dalam ruang yang sama, dan dapat terjadi kapan saja tanpa mengenal waktu yang jelas. Oleh karenanya, kita perlu belajar bagaimana menata sikap, bagaimana supaya kita tidak salah dalam menyikapinya ketika satu diantaranya terjadi pada diri kita.
Jika dihitung berapa
lama aku hidup di dunia ini seharusnya waktu itu sudah lebih dari cukup untuk
ku memahami pahit manisnya kehidupan. Namun nyatanya gak seperti itu. Masih aja
aku butuh waktu lebih lama untuk mengerti, memahami dan menyikapi hidup ini.
Dalam pikir ku, selalu saja menganggap semua itu rumit. Semua itu gak gampang,
dan semua orang punya takdir masing masing yang gak sama. Karena itu lah, yang
membuat hidup ini kurang mengerti akan arti kebahagiaan.
Tapi sekarang berbeda. Aku
mulai belajar, dan aku mulai mengerti apa arti hidup ini. Ternyata tidak semua
hal itu rumit. Bahkan hal yang rumit pun sebenernya tidak serumit yang
dikatakan. Dan yang paling penting, mindset harus dirubah bahwa sebenernya,
bahagia itu sederhana. Sederhana jika kita selalu berkata cukup dan tidak
selalu mencari suatu kesempurnaan.
Pada dasarnya sifat
manusia memang terus merasa kurang dan tidak pernah merasa cukup. Karena itu, hidup
itu sederhana. Hanya dengan kata cukup semua selesai. Hanya dengan kata cukup, kita
bahagia. Sangat sederhana.
Begitu juga dengan ku,
mencintaimu merupakan suatu kebahagiaan. Dan memilikimu merupakan suatu impian
nyata untukku menuju kebahagiaan. Sangat sederhana.
Aku sadar kita sama
punya kekurangan, tapi kita harus tau masih ada nilai lebih dibalik kekurangan
itu. Terkadang, kekurangan itu memang terlihat amat lah jelas. Tapi ketika kita
melihat kelebihan disekelilingnya, kekurangan itu akan memudar dan hilang. Seperti
setetes tinta hitam yang diteteskan pada sebuah air. Awalnya tinta
itu amatlah jelas mencolok di atas permukaan air. Namun lambat laun tinta itu akan mulai
menyebar, memudar, dan tertutupi oleh kejernihan air. Dengan seperti itu lah
kita perlu menyikapinya.
Karena itu, aku
menginginkan kebahagiaan yang sederhana. Tanpa mencari kesempurnaan dengan
terlalu sibuk mencari cari kekurangan pada dirimu.
KAU adalah bahagiaku. Dan
jika AKU adalah bahagiamu, maka KUA adalah bahagia kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar