Sabtu, 11 Mei 2013

SPID



Hidup ini ternyata sangat keras. Ya! Sangat keras, bahkan lebih keras dari apa yang tak pernah terpikir olehku. Mungkin setiap orang akan bertanya-tanya kenapa aku melontarkan statement itu seenak jidatku. Tapi aku tak peduli apa kata mereka. Karena aku yakin mereka akan memihak ku jika mereka tau apa yang tersembunyi dibalik kata-kata yang sempat terucap olehku.
 
Hfyuuuhhh...lelah rasanya ketika ternyata aku pun terjebak dalam mimpi yang gelap. Mimpi yang awalnya punya janji, ternyata hanya menjadi sebuah rayuan gombal yang terlupakan. Mungkin ini lah baru yang namanya hidup. Semua tak semanis daun pepaya. Awalnya, aku hanya seorang anak kampung yang punya mimpi yang besar. Mimpi yang indah, dimana memang tak semua orang punya mimpi yang sama. Hingga tiba saatnya aku percaya padamu. Tanpa berfikir panjang, ku letakkan semua mimpiku dihadapanmu. Ku relakan semuanya mengalir bersama sederet peraturanmu. Tapi apa balasanmu?? Apa yang kau berikan?? Bahkan kau hampir menghancurkan separuh dari mimpiku!!

Sampai sekarang aku masih tak mengerti. Aku tetap belum paham apa yang sebenarnya terjadi. Yang ku tau, kertas ini hanyalah sebuah kertas biasa yang tak tau berapa harganya. Bahkan aku pun tak yakin kertas ini masih ada harganya. Dimana kau tulis permainanmu, kau buat rekayasa dengan tulisan cantikmu. Kini terlihat semakin jelas bahwa permainan kata yang kau buat, itu semakin menyakitkan.

Memang, aku tak bisa menyalahkanmu. Ini hanya karena kecerobohanku yang tak memahami betul sebuah arti, yang terlalu mudah mempercayaimu. Dan ku akui kau memang lebih pengalaman. Ya, tentu pengalaman dalam memanipulasi kata.

Pertama, kau ambil hak kami. Kau ambil harapan kami yang paling besar. Sesuatu yang seharusnya bakal langsung kami dapat, kini kami harus kembali bersusah payah menjadi bagian dari orang-orang yang tentu saja mereka juga akan berupaya keras untuk mendapatkannya. Bukan karena kami takut kalah, kami hanyalah seorang yang menginginkan hak kami yang sudah seharusnya kami dapat. Hak yang seharusnya kami peroleh setelah selesai melaksanakan salah satu kewajiban kami. Ya, tentu dengan peraturan-peraturanmu. Mungkin terlalu munafik jika aku mengatakan disini sangatlah nyaman. Karena faktanya, kau pun buat jantung kami sering berdetak tak karuan. Jadi tolong, berikan hak kamiii !!

Kedua, kau mulai menunda-nunda pendapatan kami. Bahkan ini pun belum jelas antara kau tunda atau kau hapus? Apa kau tak pernah berfikir tentang kami? Apa kau mengharap dari kami mengemis-ngemis kelaparan? Heeiiy..itu juga hak kamii buung !! Jangan kau buat kami semakin terperosok dalam. Tak ada salahnya jika kau mengindahkan kami, kau hargai kami dan kami pun akan menghargaimu.

Aku pun tak paham apakah ini yang terakhir. Atau mungkin baru awal? Tentu aku berharap ini adalah yang terakhir, yang mungkin tak ada yang tau bakal ada hati yang terketuk dan berkenan untuk memberikan semua hak kami.

Dan tentu, aku pun berharap setelah ini apa yang seharusnya cair segera kau cairkan.

Salam hormat dari kami, penuntut hak dan keadilan.

Sekian.