Aku rasa tidak semua
orang paham dengan istilah itu. Tapi memang, semua itu butuh definisi yang jelas. Seperti BPS
(Badan Pusat Statistik) yang selalu membuat definisi sebagai batasan-batasan
yang jelas dan bisa diterima oleh semua kalangan.
Menurutku pemimpin itu
adalah orang tua. Sehingga untuk menjadi pemimpin haruslah mempunyai sifat yang
benar-benar ingin mengabdi. Sifat yang benar-benar tulus tanpa mengharapkan
balasan.
Kesuksesan seorang
pemimpin tidak tergantung dengan terlaksana tidaknya visi misi nya, namun
tergantung pada tingkat kepuasan orang-orang yang sedang dipimpinnya. Dimana orang-orang
tentu akan merasa puas ketika mereka benar-benar merasakan keberadaan seorang
pemimpin. Orang yang benar-benar mampu mengayomi, dan mampu memperjuangkan
sesuatu yang memang sudah seharusnya menjadi hak mereka.
Semua orang tahu bahwa
untuk mendapatkan sesuatu yang baik butuh yang namanya peraturan. Dimana masyarakat
yang dipimpin harus melaksanakan hal-hal yang menjadi kewajiban mereka.
Nah, inilah alasannya.
Terkadang seorang
pemimpin ingin mengejar nama baiknya. Dimana ia akan mengejar keberhasilan
dengan menggunakan berbagai peraturan-peraturan yang akan menciptakan kewajiban
baru pada masyarakatnya. Sayangnya, ia melupakan hak-hak masyarakat yang harus
ia penuhi.
Memang, semua visi misi
nya berjalan. Semua program kerjanya terlaksana. Namun ia bukan lah seorang
pemimpin. Ia tidak lebih dari seorang yang ingin menjalankan progam kerja nya dengan
menyiksa masyarakatnya sendiri, orang yang telah memberikan kepercayaan kepadanya.
Harusnya ia lebih fokus
dengan masyarakatnya, orang-orang yang ia pimpin. Bukan malah lebih fokus dengan
program semata. Padahal apabila masyarakat merasa diperhatikan, merasa
dibahagiakan, mereka akan dengan senang hati membantu melancarkan program yang
telah direncanakan. Alhasil, semua akan berjalan balance. Program berjalan,
masyarakat senang.
Aku sempat berfikir
pemimpin itu tidak perlu diberikan gaji yang besar, fasilitas yang mewah. Cukup
dengan bentuk penghormatan sebagai seorang pemimpin yang akan menjadi orang tua
kedua kita.
Sehingga tidak ada lagi
seorang yang mengejar posisi pemimpin hanya untuk menambah pundi-pundi kekayaan
atau hanya menginginkan sebuah pamor. Dengan demikian, pemimpin yang terpilih
adalah seorang yang benar-benar menginginkan perubahan, menginginkan
kesejahteraan untuk masyarakatnya.
Bahkan seharusnya
seorang pemimpin harus bersedia untuk kehilangan sedikit waktu, tenaga dan
pikirannya dengan tujuan memberikan tingkat kepuasan maksimum kepada
masyarakatnya tanpa mengharapkan suatu balasan, sebagaimana orang tua.
Sosok yang seperti
inilah yang dinamakan seorang pemimpin.