Kamis, 26 September 2013

Andai Saja. .



Untuk mengerti, itu piihan. .

Terkadang aku berfikir tak ingin hidup lebih lama di dunia ini, tapi apa artinya hidup ini bila harus berakhir sangat lah singkat? Aku tak tahu. .

Lelah memang ku rasa, pengorbanan ku benar-benar terabaikan. Seperti tak ada balasan setelah aku berusaha untuk mengerti.

Tuhan,,andai saja aku boleh terlahir kembali, aku tak ingin memiliki hati sepeka ini. Aku tak ingin memiliki hati serapuh ini. Faktanya, aku sendiri yang tersiksa dengan batinku sendiri. Tak ada seorangpun yang paham, tak ada seorangpun yang mengerti.

Tuhan,,andai saja aku boleh terlahir kembali, aku tak ingin menjadi orang yang lemah. Orang yang selalu dituntut dan tak bisa menuntut. Kenyataannya, merasakan terinjak-injak sangatlah menyakitkan. Hingga akhirnya, untuk berdiri tegap saja aku pun tak mampu untuk melakukannya sendiri. Harga diri ku benar-benar terabaikan.

Tapi ku tahu, Engkau tak akan mengijinkan semua itu ku alami. .

Hampir saja aku tak mengerti tujuan-Mu menulis takdirku ini Tuhan. Aku tak paham kenapa aku yang harus merasakan semua ini?

Secara beruntun Engkau memberikanku tekanan demi tekanan. Peristiwa demi peristiwa yang berhasil menguras pikiranku. Bahkan, ketika satu tekanan pun belum bisa ku selesaikan.

Mungkin saja Engkau ingin melatih kesabaranku. Tapi juga mungkin, Engkau ingin menjadikanku orang yang kuat. Aku tak tahu. .

Setidaknya aku akan terus berusaha untuk berprasangka baik dengan apa saja yang harus ku alami nantinya.

Aku harap suatu saat nanti akan ada seorang yang juga berusaha untuk mengertiku. Tak usah berlebihan. Cukup seperti aku yang berusaha mengertinya. .

Minggu, 01 September 2013

Roda Kehidupan


Tak bisa dipungkiri lagi rasanya masa itu kini terulang kembali, sebagaimana sebuah roda yang senantiasa bergerak memutar. Roda yang terus bergerak hingga kembali berada tepat di bawah untuk mengulang sebuah masa dimana harus berada pada sebuah titik terberat. Pada suatu posisi dimana ia harus kuat menopang seluruh beban yang berasal dari bagian lainnya. Ini adalah masa tersulit untuk dipahami. Masa dimana kita harus saling mensuport, saling menguatkan, dan saling memahami. Tak banyak yang mampu bertahan, hingga satu demi satu memilih untuk angkat bendera putih mendeklarasikan kekalahannya.

Tak perlu kau jelaskan penderitaanmu, aku cukup mengerti. Sesak yang kau rasakan, akupun merasakan. Tak ada yang bisa kita salahkan. Inilah yang namanya roda kehidupan, sebuah takdir hidup yang telah menunggu kita beribu ribu tahun lamanya.

Ku tau kau lelah, tak banyak yang bisa dilakukan. Memang, perih rasanya harus kembali menopang beban ini. Tapi ku yakin kau kuat, kau bisa. Turunkan benderamu, bertahanlah..ingat lah bahwa roda ini tetaplah bergerak. Mungkin semua ini akan segera berlalu..berdoalah

Aku sendiri tak yakin bisa menguatkanmu, karena aku pun tak bisa menguatkan diriku sendiri. Tapi inilah alasannya. Aku mengajakmu untuk saling menguatkan. Karena aku tak ingin melihat roda ini berhenti ketika aku dalam posisi ini. Aku terlahir melihat dunia ini sangatlah indah. Begitu pun aku ingin melihatnya ketika suatu saat harus menutup mata ini selamanya.

Percayalah..ini adalah cara-Nya untuk mendidik kita. Dia inginkan pembelajaran, supaya kita mengerti hakikat kehidupan yang sebenarnya. Kalau kita ingat, Dia pun telah berjanji tidak akan memberikan ujian melewati batas kemampuan kita. Dan pada setiap ujian itu akan selalu disertai dengan kemudahan.

Aku selalu yakin bahwa untuk melewatinya hanya butuh cara yang sangat sederhana. Hingga terbayang suatu saat nanti aku akan tersenyum melihat kesederhanaan itu. Namun saat ini hanya saja kita belum tau cara seperti apa itu. Harus kemana kita berjalan?

Tetaplah bertahan, selalu memohon segala kemudahan dari-Nya. Karena ujian ini berasal dari-Nya dan sudah sepantasnya kita kembalikan kepada-Nya.

Dan kini saatnya kita menunggu saat itu, saat dimana Dia akan mengganti air mata kita dengan kebahagiaan. Karena aku yakin, roda ini akan teruslah berputar hingga kita akan saling berucap syukur atas kebahagiaan.