Mau jadi siapa aku ?? |
Dalam kehidupan ini tak
jarang aku bisa sekaligus belajar, sekaligus memahami apa yang sebenarnya tak
banyak orang pahami. Ketika orang melihatku biasa-biasa saja, ia tak sadar
bahwa aku sedang mempelajarinya. Mencari tahu apa yang tak semua orang mengerti
apa yang sedang ia lakukan.
Begitu banyak misteri
dalam hati. Selalu saja ada cara untuk menyesuaikan dirinya dengan apa yang
ingin ia sesuaikan.
Terkadang kita sering
begitu acuhnya, begitu tak pedulinya dengan orang lain. Bahkan tak ada
kesempatan bagi kita mengerti apa yang sedang orang lain lakukan. Tak jarang
kita pun melihat hanya dari satu sisi dimana bisa jadi sisi itu tidak bisa mewakili
semua yang ada pada dirinya. Sehingga bisa jadi kita tidak akan bisa mengertinya,
bahkan ia yang selalu berusaha mengerti kita. Alhasil, kita tak sengaja telah
membutakan mata kita kepada orang terdekat kita.
Jika kita pelajari,
setiap orang itu punya karakter. Dimana karakter itu begitu banyak variasinya
ketika seorang melakukannya di tempat yang berbeda-beda. Ya, memang tak semua orang seperti itu, tapi ada, banyak.
Namun kesalahannya
adalah, kita terlalu cepat menilai seseorang dengan satu karakter yang paling
sering kita tahu ia bawakan. Tapi masalahnya, dalam sehari tak ada
seperempatnya kita bersamanya. Lantas dari mana kita tahu bahwa karakter itu
yang ada pada dirinya?
Seseorang lebih tahu
tentang dirinya dari pada orang lain. Ia yang lebih tau harus jadi apa sekarang.
Jadi, untuk merubah karakter dia kapan saja, itu adalah urusannya. Karena meskipun
disitu ada satu atau dua orang yang tidak menyukai karakter yang sedang ia
bawakan, namun itu yang paling nyaman menurut dirinya.
Coba kita ambil contoh,
seseorang yang dalam lingkungan keluarganya ia dikenal sebagai seorang yang
pemalu, baik, tidak neko-neko, anteng, ramah. Tapi berbeda karakter ketika dia
di sekolah, bahkan ketika ia bersama teman-temannya dikosan yang notabene jauh
dengan lingkungan rumah maupun keluarganya. Bisa saja ia lebih nyaman menjadi
orang yang cengengesan, gak punya malu, banyak ulah, jail, semua bisa saja
dilakukan. Bahkan, kadang seseorang rela dianggap oleh temannya bodoh, katrok,
kekanak-kanakan, menjijikkan, atau yang lainnya. Dengan catatan dia lebih
nyaman dengan karakter seperti itu. Nah, dengan seperti ini aku yakin sebagian
besar temannya gak ada yang percaya jika ketika ia dilingkungan keluarganya
dikenal beda dengan apa yang telah mereka kenal. Mereka anggap itu hanyalah
sebuah kebohongan publik yang dijadikan sebuah lelucon.
Itulah kenapa aku
bilang, ada variasi dalam karakter seseorang. Sehingga seseorang seperti
menyimpan ribuan topeng yang bisa ia pake kapan aja yang mereka anggap nyaman.
Alasannya pun
bervariasi, sebagian besar ingin meciptakan pencitraan dirinya dilingkungan
tersebut. Dimana ia akan lebih senang menghibur orang lain meskipun harga
dirinya menjadi taruhannya. Atau sebaliknya, ia menjadi orang yang kaku, orang
yang ditakuti, hanya untuk menjaga harga diri dan kewibaannya. Walaupun
terkadang ia tidak nyaman dengan situasi tersebut.
Coba saja kita tengok
pemain stand up comedy. Hal terpenting yang harus ia punya adalah karakter.
Mau
jadi apa dia diatas panggung. Apakah ingin jadi orang yang lembut? Orang yang
galau? Atau orang yang marah-marah? Jadi tidak serta merta kita bawakan komik dengan
karakter yang asal-asalan. Tergantung dengan tema apa yang akan kita bawakan. Nah,
tanpa itu semua pertunjukan tidak akan menarik.
Begitu juga dalam kehidupan
nyata. Tergantung kita ingin dikenal sebagai siapa. Apakah ingin jadi orang
yang lembut? Orang yang galau? Atau orang yang marah-marah? Kita tinggal
mengatur karakter kita.
Jadi pada intinya,
tidak semua orang yang kita kenal sama seperti apa yang telah kita kenal. Bisa saja
itu hanyalah salah satu usaha pencitraannya, yang mungkin buat bikin dia
sendiri nyaman, atau bahkan hanya berusaha untuk membuat kita nyaman dengan
dirinya. Entahlah. .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar