Hidup ini ternyata
sangat keras. Ya! Sangat keras, bahkan lebih keras dari apa yang tak pernah
terpikir olehku. Mungkin setiap orang akan bertanya-tanya kenapa aku
melontarkan statement itu seenak jidatku. Tapi aku tak peduli apa kata mereka. Karena
aku yakin mereka akan memihak ku jika mereka tau apa yang tersembunyi dibalik
kata-kata yang sempat terucap olehku.
Hfyuuuhhh...lelah
rasanya ketika ternyata aku pun terjebak dalam mimpi yang gelap. Mimpi yang
awalnya punya janji, ternyata hanya menjadi sebuah rayuan gombal yang
terlupakan. Mungkin ini lah baru yang namanya hidup. Semua tak semanis daun
pepaya. Awalnya, aku hanya seorang anak kampung yang punya mimpi yang besar. Mimpi
yang indah, dimana memang tak semua orang punya mimpi yang sama. Hingga tiba
saatnya aku percaya padamu. Tanpa berfikir panjang, ku letakkan semua mimpiku
dihadapanmu. Ku relakan semuanya mengalir bersama sederet peraturanmu. Tapi apa
balasanmu?? Apa yang kau berikan?? Bahkan kau hampir menghancurkan separuh dari
mimpiku!!
Sampai sekarang aku
masih tak mengerti. Aku tetap belum paham apa yang sebenarnya terjadi. Yang ku
tau, kertas ini hanyalah sebuah kertas biasa yang tak tau berapa harganya. Bahkan
aku pun tak yakin kertas ini masih ada harganya. Dimana kau tulis permainanmu,
kau buat rekayasa dengan tulisan cantikmu. Kini terlihat semakin jelas bahwa
permainan kata yang kau buat, itu semakin menyakitkan.
Memang, aku tak bisa
menyalahkanmu. Ini hanya karena kecerobohanku yang tak memahami betul sebuah
arti, yang terlalu mudah mempercayaimu. Dan ku akui kau memang lebih
pengalaman. Ya, tentu pengalaman dalam memanipulasi kata.
Pertama, kau ambil hak
kami. Kau ambil harapan kami yang paling besar. Sesuatu yang seharusnya bakal
langsung kami dapat, kini kami harus kembali bersusah payah menjadi bagian dari
orang-orang yang tentu saja mereka juga akan berupaya keras untuk mendapatkannya.
Bukan karena kami takut kalah, kami hanyalah seorang yang menginginkan hak kami
yang sudah seharusnya kami dapat. Hak yang seharusnya kami peroleh setelah
selesai melaksanakan salah satu kewajiban kami. Ya, tentu dengan
peraturan-peraturanmu. Mungkin terlalu munafik jika aku mengatakan disini
sangatlah nyaman. Karena faktanya, kau pun buat jantung kami sering berdetak
tak karuan. Jadi tolong, berikan hak kamiii !!
Kedua, kau mulai
menunda-nunda pendapatan kami. Bahkan ini pun belum jelas antara kau tunda atau
kau hapus? Apa kau tak pernah berfikir tentang kami? Apa kau mengharap dari
kami mengemis-ngemis kelaparan? Heeiiy..itu juga hak kamii buung !! Jangan kau
buat kami semakin terperosok dalam. Tak ada salahnya jika kau mengindahkan
kami, kau hargai kami dan kami pun akan menghargaimu.
Aku pun tak paham apakah
ini yang terakhir. Atau mungkin baru awal? Tentu aku berharap ini adalah yang terakhir,
yang mungkin tak ada yang tau bakal ada hati yang terketuk dan berkenan untuk memberikan
semua hak kami.
Dan tentu, aku pun
berharap setelah ini apa yang seharusnya cair segera kau cairkan.
Salam hormat dari kami,
penuntut hak dan keadilan.
Sekian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar